Artikel. 1
TEKNIK PEMIJAHAN LELE SANGKURIANG
PENDAHULUAN
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.
Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan : 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah.
Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversation Rate). Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo, Balai Pengembangan Benih Air Tawar (BPBAT) Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk manghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele ”Sangkuriang”.
Perekayasaan ini meliputi produksi induk melalui silang-balik (tahun 2000), uji keturunan benih dari induk hasil silang-balik (tahun 2001), dan aplikasi produksi induk silang-balik (tahun 2002-2004). Hasil perekayansaan ini (lele sangkuriang) memiliki karakteristik reproduksi dan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat.
Budidaya lele sangkuriang (Clarias sp) mulai berkembang sejak tahun 2004, setelah dirilis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, dengan Nomor Kepmen KP 26/Men/2004. Teknik budidaya lele sangkuriang tidak berbeda dengan lele dumbo, mulai dari pembenihan sampai pembesaran.
II. TEKNIK PEMIJAHAN LELE SANGKURIANG
2.1. Pematangan Gonad
Pematangan gonad lele sangkuriang dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2, keringkan selama 2-4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam, isi air setinggi 50-70 cm dan alirkan secara kontinyu, masukkan 300 ekor induk ukuran 0,7-1,0 kg, beri pakan tambahan berupa pellet khusus lele dumbo sebanyak 3% setiap hari.
Catatan: induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
2.2. Pematangan di bak
Pematangan gonad juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan baktembok ukuran panjang 8m, lebar 4m dan tinggi 1m; keringkan selama 2-4 hari, isi air setinggi 80-100 cm dan alirkan secara kontinyu, masukkan 100 ekor induk, beri pakan tambahan (pellet) sebanyak 3 persen/hari.
Catatan: induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
2.3.Seleksi
Seleksi induk lele sangkuriang dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh.
Tanda induk betina yang matang gonad :
- perut gendut dan tubuh agak kusam
- gerakan lamban dan punya dua lubang kelamin
- satu lubang telur satu lubang kencing
- alat kelamin kemerahan dan agak membengkak
- Tanda induk jantan yang matang gonad :
- gerakan lincah, tubuh memerah dan bercahaya
- punya satu lubang kelamin yang memanjang, kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih.
2.4. Pemijahan dan Pemeliharaan Larva
Pemijahan ikan lele sangkuriang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemijahan alami (natural spawning), pemijahan semi alami (induced spawning) dan pemijahan buatan (induced/artificial breeding). Pemijahan alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang gonad kemudian dipijahkan secara alami di bak/wadah pemijahan dengan pemberian kakaban. Pemijahan semi alami dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikan hormon perangsang kemudian dipijahkan secara alami. Pemijahan buatan dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikkan hormon perangsang kemudian dipijahkan secara buatan.
Pemijahan Alami
- Siapkan bak berukuran panjang 2m, lebr 1m, dan tinggi 0,4 m
- Keringkan selama 2-4 hari
- Isi air setinggi 30 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan
- Pasang hapa halus seusai ukuran bak
- Masukkan ijuk secukupnya
- Masukkan 1 ekor induk betina yang sudah matang gonad pada siang atau sore hari
- Masukkan pula 1 ekor induk jantan
- Biarkan memijah
- Esok harinya tangkap kedua induk dan biarkan telur menetas di tempat itu.
Hasil pemijahan alami lele sangkuriang biasanya kurang memuaskan. Jumlah telur yang keluar tidak banyak.
B. Pemijahan Semi Alami
- Perbandingan induk jantan dan betina 1:1 baik jumlah maupun berat
- Penyuntikkan langkahnya sama dengan pemijahan buatan
- Pemijahan langkahnya sama dengan pemijahan alami
C. Pemijahan Buatan
Pemijahan buatan memerlukan keahlian khusus. Dua langkah kerja yang harus dilakukan dalam sistem ini adalah penyuntikkan, pengambilan sperma dan pengeluaran telur.
Penyuntikkan dengan ovaprim
Penyuntikkan adalah kegiatan memasukkan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang digunakan adalah ovaprim. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,3 mil ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikkan ke dalam tubuh induk tersebut; masukkan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 jam.
Penyuntikkan dengan hypofisa
Penyuntikkan bisa juga dengan ekstrak kelenjar hypofisa ikan mas atau lele dumbo. Caranya siapkan induk betina yang sudah matang gonad ; siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutup insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat dibawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypofisa; masukkan ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukkan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypofisa itu; suntikkan ke dalam tubuh induk betina; masukkan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selama 10 jam.
Pengambilan Sperma
Setengah jam sebelum pengeluaran tleur; sperma harus disiapkan. Caranya:
1. Tangkap induk jantan yang sudah matang kelamin
2. Potong secara vertikal tepat di belakang tutup insang
3. Keluarkan darahnya
4. Gunting kulit perutnya mulai dari anus hingga belakang insang
5. Buang organ lain di dalam perut
6. Ambil kantung sperma
7. Bersihkan kantung sperma dengan tisu hingga kering
8. Hancurkan kantung sperma dangan cara menggunting bagian yang paling banyak
9. Peras spermanya agar keluar dan masukkan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas) aquabides
10. Aduk hingga homogen.
2.5. Pengeluaran Telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 jam dari peyuntikkan, namun 9 jam sebelumnya diadakan pengecekkan.
Cara pengeluaran telur:
1. Siapkan 3 buah baskom plastik, 1 botol Natrium Chlorida (infus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu
2. Tangkap induk dengan sekup net
3. Keringkan tubuh induk dengan lap
4. Bungkus induk dengan lap dan biarkan lubang telur terbuka
5. Pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya
6. Pijit bagian perut ke arah lubang telur
7. Tampung telur dalam baskom plastic
8. Campurkan larutan sperma ke dalam telur
9. Aduk hingga rata dengan bulu ayam
10. Tambahkan Natrium Chlorida dan aduk hingga rata
11. Buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah
12. Telus siap ditetaskan.
2.6. Penetasan
Penetasan lele sangkuriang dimasukkan ke dalam bak tembok. Caranya :
1. Siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m
2. Keringkan selama 2-4 hari
3. Isi bak tersebut dengan air setinggi 30 cm dan biarkan air mengalir selama penetasan
4. Pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak
5. Beri pemberat agar hapa tenggelam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja
6. Tebarkan telur hingga merata ke seluruh permukaan hapa
7. Biarkan telur menetas dalam 2-3 hari.
Penetasan telur sebaiknya dilakukan pada air yang mengalir untuk menjamin ketersediaan oksigen terlarut dan penggantian air yang kotor akibat pembusukan telur yang tidak terbuahi. Peningkatan oksigen terlarut dapat pula diupayakan dengan pemberian aerasi.
Telur lele sangkuriang menetas 30-36 jam setelah pembuahan pada suhu 22-25 0C. Larva lele yang baru menetas memiliki cadangan makanan berupa kantung telur (yolksack) yang akan diserap sebagai sumber makanan bagi larva sehingga tidak perlu diberi pakan. Penetasan telur dan penyerapan yolksack akan lebih cepat terjadi pada suhu yang lebih tinggi. Pemeliharaan larva dilakukan dalam hapa penetasan. Pakan dapat mulai diberikan setelah larva berumur 4-5 hari atau ketika larva sudah dapat berenang dan berwarna hitam.
III. MANAJEMEN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
Kegiatan budidaya lele sangkuriang di tingkat pembenih/pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembenihan, penyakit banyak ditimbulkan oleh adanya serangan organisme pathogen sedangkan pada kegiatan pembesaran, penyakit biasanya terjadi akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan.
Kegagalan pada kegiatan pembenihan ikan lele dapat diakibatkan oleh serangan organisme predator (hama) ataupun organisme pathogen (penyakit). Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain insekta, ular, atau belut. Serangan lebih banyak terjadi bila pendederan benih dilakukan di kolam tanah dengan menggunakan pupuk kandang. Sedangkan organisme pathogen yang lebih sering menyerang adalah Ichthiopthirius sp, Trichodina sp, Dacttylogyrus sp, dan Aeromonas hydrophyla.
Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan kolam di sekeliling kolam.
Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan manajemen lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Bila serangan sudah terjadi,benih harus dipanen untuk diobati. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.
Manajemen lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam dan tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disinfeksi (bila diperlukan), pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan probiotik.
Artikel. 2
Teknik Pemijahan Ikan
Posted: September 29, 2010 by tonnymichiels21 in Uncategorized
TEKNIK PEMIJAHAN LELE DUMBO SISTEM INDUCED BREEDING (KAWIN SUNTIK)
Ikan lele dumbo (Clariasgariep nus) telah banyak dikenal orang sebagai ikan peliharaan yang baik, mudah dipelihara dalam kolam dan genangan air biasa. Ikan lele dumbo juga merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki daging yang lezat, mudah dicerna dan bergizi. Selain itu lele dumbo dapat tumbuh dengan cepat dan mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Pada awal perkembangannya, tahun 1985 sd 1988, lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat mahal harganya, terutama yang berukuran benih. Hal ini disebabkan karena pada waktu itu penyebarannya masih langka. Namun setelah penyebarannya meluas, harganya mulai menurun dan pada akhirnya mencapai kondisi harga normal yang tidak jauh berbeda dengan harga jenis ikan air tawar lainnya.
Dengan kondisi harga normal seperti sekarang ternyata usaha budidaya ikan lele dumbo ini masih menguntungkan, baik untuk tahap usaha pembenihan maupun pembesaran. Oleh karena itu masih layak dan perlu dibudidayakan.
Terlebih-lebih dengan adanya kemudahan dalam pembudidayaannya seperti teknologi yang tidak terlalu sulit, tidak memerlukan lahan yang luas serta tidak memerlukan air yang melimpah.
Kali ini disajikan petunjuk praktis mengenai teknik pemijahan lele dumbo melalui penyuntikan.
Pemijahan
Pemijahan ikan lele dumbo dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :
Pemijahan ikan lele dumbo dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :
1. Secara Alami
Pemijahan secara alami adalah pemijahan yang dilakukan di alam terbuka sesuai dengan sifat hidupnya tanpa perlakuan dan bantuan manusia.
Pemijahan secara alami adalah pemijahan yang dilakukan di alam terbuka sesuai dengan sifat hidupnya tanpa perlakuan dan bantuan manusia.
2. Secara Disuntik Dengan Kelenjar Hipofisa
Penyuntikan dengan kelenjar hipofisa adalah pemijahan yang dilakukan dengan bantuan atau penanganan manusia melalui pemberian kelenjar hormon hipofisa pada recipient (penerima) yang berguna untuk melancarkan proses kematangan gonad, sehingga mempercepat proses jalannya pemijahan ikan tersebut.
Penyuntikan dengan kelenjar hipofisa adalah pemijahan yang dilakukan dengan bantuan atau penanganan manusia melalui pemberian kelenjar hormon hipofisa pada recipient (penerima) yang berguna untuk melancarkan proses kematangan gonad, sehingga mempercepat proses jalannya pemijahan ikan tersebut.
Ciri-ciri Induk Lele Dumbo Yang Siap Memijah
1. Induk Jantan
· Umur telah mencapai 1 tahun
· Warna tubuh agak kemerah-merahan
· Alat kelamin tampak jelas meruncing
· Tubuh tetap ramping dan gerakannya lebih lincah
2. Induk Betina
· Perut tampak besar dan bila diraba terasa lembek
· Alat kelamin berwarna kemerahan dan lubangnya agak membesar
· Bila diurut kearah anus keluar telur berwarna kekuningan
3. Ciri-ciri Induk Yang Baik
· Umur telah mencapai 1 tahun
· Ukuran berkisar 300-1000 gram/ekor
· Nampak sudah jinak
· Badan mengkilat dan gemuk
· Tubuh sehat dan tidak cacat
Menyiapkan Donor
Donor adalah ikan yang dikorbankan untuk diambil kelenjar hipofisanya untuk diberikan kepada ikan sebaga recipient (penerima donor).
Ikan sebagai ikan donor untuk ikan lele dumbo dapat diberikan ikan sejenis dan dari ikan mas tanpa mempertimbangkan jantan atau betina.
1. Cara Menyiapkan Kelenjar Hipofisa Dari Ikan Lele
· Timbang ikan donor seberat induk yang akan disuntik
· Potong bagian batas kepalanya
· Dari arah bukaan mulut, kepala lele dibelah, bagian atas kepala diambil
· Ambil kelenjar dengan menggunakan pinset, lalu digerus/dihancurkan dengan menggunakan alat penggerus sambil ditambah pelarut akuabides 1-2 cc
· Ambil dengan menggunakan spuit dan kelenjar siap disuntikkan
2. Cara Menyiapkan Kelenjar Hipofisa Dari Ikan Mas
· Timbang ikan donor seberat induk yang akan disuntik
· Potong bagian batas kepalanya
Cara Penyuntikan dan Pelepasan Induk
· Induk disuntik pada siang atau sore hari
· Kelenjar hipofisa yang telah disiapkan , setengah disuntikkan pada induk jantan dan setengahnya lagi pada induk betina
· Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung dengan memasukkan jarum suntik secara mirin 45° sedalam ± 2 cm
· Induk yang telah disuntik, dilepas kedalam bak pemijahan
· Kemudian bak pemijahan ditutup rapat
· Pemijahan akan terjadi pada malam hari, 8-12 jam setelah penyuntikan
Penetasan Telur dan Perawatan Larva
· Telur ditetaskan pada bak tembok atau pada bak yang terbuat dari plastik terpal
· Telur menetas antara 20-24 jam dari pemijahan
· Larva (benih) diberi makanan tambahan pada hari ke-3 setelah menetas berupa kutu air (Daphnia sp.) atau cacing sutera
· Selama pemeliharaan usahakan air tetap bersih dan jernih
· Selanjutnya benih didederkan di tempat lain
Artikel. 3
Pemijahan Ikan Gak Sesusah Yang Dibayangkan
Udah pada tau cara mijahin ikan belum…?
Ayo.. ayo belajar mijahin yukzz…. Mau mijahin ikan apa nie??? Ikan Lele ajah ya… gampang nie…
Ada 3 cara mijahin lele diantaranya cara alami, cara semi buatan trus cara buatan. Kalu cara alami nie semua muanya alami alias tanpa adanya campur tangan manusia di pemijahan nie. Hmm kalu yang semi buatan nie, ada campur tangan manusia dikit, si manusia ni cuman bantuin nyuntikin kelenjar hipopisa ajah,selebihnya ikan dibiarin mijah sendiri. Nah kalu secara buatan All OFFcampur tangan manusia.
Hmmm rasanya kalu yang secara alami gak usah dibahas ya.. kan namanya juga alami, yang penting kita pandai pandai milih induknya ajah, Tidak semua induk yang dipelihara dapat dipijahkan. Hal ini disebabkan belum tentu semua induk telah matang kelamin dan siap dipijahkan. Sebelum dipijahkan, induk dipilih yang sesuai dengan persyaratan. Salah satu persyaratan yang mutlak adalah induk telah berumur 1 tahun, baik jantan maupun betina. Kalu udah milih induk, si induk jantan sama betina tinggal disatuin dalam satu kolam pemijahan.
Ciri-ciri induk betina lele yang siap untuk dipijahkan sebagai berikut:
• Bagian perut tampak membesar ke arah anus dan jika diraba terasa lembek.
• Lubang kelamin berwarna kemerahan dan tampak agak membesar.
• Jika bagian perut secara perlahan diurut ke arah anus, akan keluar beberapa butir telur berwarna hijau tua dan ukurannya relatif besar.
• Gerakannya lambat.
Ciri-ciri induk jantan lele yang telah siap untuk
dipijahkan sebagai berikut :
• Alat kelamin tampak jelas memerah
• Warna tubuh agak kemerahmerahan
• Tubuh ramping dan gerakannya lincah..
Ni contoh gambar induk yang bagus buat pemijahan :
Gambar Induk ikan lele jantan tampak atas (atas), genital papilla (bawah)
Trus nie kalu yang secara semi buatan mah..sama ajah c prinsipnya, milih induk lele nya yang bagus ea..tapi karena belum tentu semua induk telah matang kelamin dan siap dipijahkan, maka kita bantu pematangan gonad induknya, caranya kita bisa pake Penyuntikan kelenjar hipopisa, HCG (Human Chlorionic Gonadotropine) atau ovapirm ke induk jantan ama betinanya.
Artikel. 4
Kebutuhan masyarakat akan protein hewani semakin meningkat, hal ini sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Karena ikan ini sangat mudah dibudidayakan dan dapat hidup dan berkembang pada perairan yang buruk. Semakin berkembangya usaha budidaya lele, kebutuhan benih dirasa masih kurang.
Berikut diuraikan secara singkat teknik pemijahan lele dumbo, yang dapat dilakukan pada lahan yang sempit dan menggunakan sarana prasarana yang sederhana.
TEKNIK PEMIJAHAN
1. Menyiapkan Media Pemijahan
1. Menyiapkan bak pemijahan, Bak yang dipergunakan cukup dengan ukuran 2 x 3 m dengan dalam bak 1 m. Bak dicuci dengan larutan permangkanat dosis 1 sendok teh dicampur dengan 3 liter air atau 5 gr / m3 air.
2. Menyiapkan Kakaban, terbuat dari ijuk yang dibingkai dengan bambu.
3. Menyiapkan Air Pemijahan, bak pemijahan diisi dengan air setinggi 40 cm. Air yang digunakan adalah air dari PDAM.
2. Menyiapkan Induk Lele
1. Merawat Induk Lele, Induk lele yang akan dipijahkan harus diberikan pakan yang baik agar dapat menghasitkan benih yang baik. Induk lele setiap hari diberikan pakan daging bekicot atau ikan rucah. Pemberian pakan dilakukan pagi dan sore dengan dosis 10% dari berat badan. Bak penampungan induk dekat dengan bak pemijahan agar menangkapnya mudah. Sebaiknya induk jantan dan betina ditempatkan secara terpisah. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, perawatan induk-induk dilakukan secara terpisah.
2. Memilih induk lele siap pijah, Ciri-ciri induk betina siap pijah adalah :
§ Bagian perut membesar dan lunak kalau diraba,
§ Dubur terlihat merah dan lubang pengeluaran telur lunak melebar,
§ Membuat gerakan mondar-mandir,
§ Bagian dubur merah dan lunak dan kalau diurut dari arah perut akan keluar cairan putih atau sperma.
3. Memijahkan Lele Dumbo
§ Isi bak pemijahan dengan air setinggi 40 cm.
§ Pasang kakaban hingga menutupi 80% permukaan air. Lepaskan induk-induk lele yang sudah dipilih dengan perbandingan 1 betina dan 2 jantan.
§ Proses pemijahan akan terjadi pada malam hari yang ditandai terlebih dahulu adanya kejar-kejaran antara induk betina dan jantan mengitari kakaban.
§ Amati pada pagi hari, telur-telur sudah dilepas dan menempel pada seluruh permukaan kakaban.
4. Menetaskan Telur
§ Menyiapkan bak penetasan telur, bersihkan terlebih dahulu bak-bak dengan permangkanat.
§ Isi air penetasan setinggi 40 cm, pindahkan / angkat kakaban masukan kedalam bak yang sudah disiapkan.
§ Amati telur-telur tersebut setelah 24 jam dan telur-telur tersebut mulai menetas. Telur yang baik akan menetas sampai 35 jam. Anak ikan yang keluar dari telur masih sangat kecil dan lemah. Badan transparan dan kalau dilihat dengan microskop akan terlihat masih mengandung kuning telur. Telur-telur yang tidak terbuahi berwarna kuning susu dan tidak akan menetas serta akan membusuk. Telur-telur yang terbuahi terlihat kuning transparan dan akan menetas setelah 34 jam sampai dengan 48 jam dikeluarkan oleh induk.
5. Pemeliharaan Larva
§ Menyiapkan bak untuk budidaya pakan alami berupa dapnia atau cacing rambut. Cacing rambut banyak dijual di kios-kios pedagang ikan hias.
§ Setelah telur lebih dari 48 jam dan sudah terlihat banyak yang menetas maka kakaban diangkat secara hati- hati.
§ Merawat larva, larva yang baru beberapa hari menetas kondisinya masih sangat lemah. Larva in tidak memerlukan pakan tambahan sampai menunggu kandungan kuning telurnya habis. Kandungan kuning telur akan habis setelah menetas 7 hari. Untuk menjaga mortalitas yang tinggi pertu dipasang aerasi.
§ Memberi pakan larva. Setetah kandungan 7 hari, kandungan kuning telur yang asd sudah habis dan harus segera diberi pakan tambahan dari luar. Pakan pertama dapat diberikan kuning telur yang diblender setiap pagi dan sore sebanyak satu butir per 5000 ekor. Pemberian pakan cacing rambut dapat diberikan setelah 11 hari dan juga dapnia.
MEMANEN BENIH LELE
Panen benih lele bukan merupakan kegiatan akhir dari kegiatan budidaya. Pemungutan hasil pertama dilakukan setelah benih berumur 17 sampai 21 hari (panjang t 2,5 cm). Pada ukuran tersebut benih lele sudah bisa ditebar pada petak pembesaran secara langsung atau ditebar pada tempat penampungan sambil menunggu pembeli.
ALAT BAHAN PEMANEN
Alat berupa seser, ember, waring, kantong plastik, tali karet, tabung udara, mangkok kecil. Perhitungan hasil biasanya dilakukan secara manual. Untuk memperoleh benih yang seragam digunakan ember plastik yang berlubang-lubang.
Sumber:
Warta Jaladri No. 03/01/05
BPPP Tegal
Jl. Martoloyo PO BOX 22 Tegal
Telp. 0283-356393, Fax. 0283-322064
E-mail : bp3tegal@dkp.go.id, bppp_tegal@plasa.com
=============================================================
Artikel. 5
Artikel. 5
1. Kolam Baru :
1. Macam Kolam (Kolam Induk, Kolam Pemijahan, Kolam Penetasan, Kolam Pembesaran / Pendederan)
2. Masukkan air sampai setinggi 90% ketinggian air pada kolam dan berikan cacahan daun pepaya, pohon pepaya dan gedhebok pisang sampai berbau dan berwarna merah kecoklatan, untuk menghilangkan kimia bahan semen pada kolam tembok selama 10 hari, setelah itu dibuang / dikuras airnya dan bersihkan / sikat kolam tembok sampai bersih. Dan Keringkan selama 2-3 hari baru bisa disi air kembali dan siap digunakan untuk pemijahan, penetasan, atau pemeliharaan larva.
2. Persiapan Pemijahan :
1. Cari induk betina dan jantan yang siap pijah / kawin (matang Gonad) usia diatas 1 tahun, bobot 1-2 Kg.
2. Tanda-tanda induk betina siap pijah yaitu perut membuncit, dan kalau dipegang sangat lembek, warna dada biru keunguan dan kasar serta alat kelamin berwarna ungu, dan gerakannya sangat lambat dan apabila dipegang kedua kalinya diam.
3. Untuk pejantan cari yang alat kelaminnya panjang dengan ujung lancip dan berwarna merah serta siri lebar dan bentuknya tubuhnya bulat dan panjang.
4. Usahan ukuran antara induk betina dan jantan, sedikit lebih besar yang jantan atau hanpir sama.
5. Masukkan sore hari jam 17.00 WIB pada kolam pemijahan dengan ketinggian air 20-25 cm yang sudah disiapkan 1 hari sebelumnya yang sudah disertakan kakaban dari bahan ijuk yang dirakit tipis-tipis dan menutupi 80% luas kolam. Sterilkan dulu Kakaban dan kolam air pemijahan.
6. Pada Pagi hari jam 5.00 induk betina dan jantan diankat dan masukkan pada kolam induk, dan kakaban tetap pada kolam pemijahan atau kakaban yang sudah ditempeli telur dipindahkan ke kolam penetasan yang sudah disiapkan air sehari sebelumnya dan sudah diberi Cut Fish.
3. Penetasan dan Pemeliharaan Larva:
1. Hari Pertama Menetas sampai hari ke 22 pemberian aerator danpenggantian air setiap hari pada pagi hari jam 7.00 WIB dengan membuang air dulu sampai tinggal 20% dengan ketinggian air 15 – 20 cm, setelah air cukup diberikan Cut Fish 2 tutup botol setiap hari setelah penggantian air. Untuk sore hari jam 18.00 sampai jam 6.00 Pagi hari kalau bisa diberikan hitter sebagai penghangat suhu antara 28-30◦c.
2. Hari ke 4-5 ditandai dengan larva sudah menyebar ke seluruh kolam ini baru diberikan pakan cacing sutera selama 10 hari (hari ke 5-14).
3. Hari ke 14 mulai dilatih dengan pelet UB dengan cara dimasukkan air hangat dengan diberi Probiotik Raja Lele terus diremas-remas dan dikepal-kepal kemudian dibentuk butiran sebesar Sanghai / Neker baru diberikan ke kolam dengan porsi secukupnya, dengan catatan pemberian cacing sutera porsi mulai dikurangi selama 5 Hari (hari 15-20), misal dari 5 takar kurangi setiap hari 1 takar hingga 4-3-2-1-0.
4. Pada Hari ke 20 dilakukan penyortiran / serit ukuran 1 dan 2 dan yang besar sudah bisa diberikan pakan pelet ukuran m-1 tetap dengan diberikan air hangat atau direndam dengan tambahan Probiotik Raja Lele.
4. Penanggulangan penyakit :
1. Apabila anakan lele mengambang / dangak (bahasa jawa) bisa diperikan obat PK (kuning) secukupnya.
2. Apabila anakan lele mengambang / dangak dan kembung bisa diperikan obat super tetra 2 kapsul ditebarkan atau blenderkan daun pepaya satu ukuran blender dan taburkan.
3. Apabila anakan lele mengambang dan mulutnya merah-merah dan timbul bintik putih gunakan garam grasak yang sudah dicampur dengan air kemudian masukkan pada kolam.
4. Pada saat dalam keadaan sakit hanya diberikan cara a-c dan jangan diberikan makan apapun sampai ikan sehat kembali. Dan pada saat ini aerator dan hitter harus digunakan secara terus menerus sampai ikan sehat kembali.
5. Pembuatan obat herbal :
1. Bahan jahe, kencur, kunir, temulawak, bawang putih, garam, gula, daun pepaya, dauh sirih, daun sirsat.
2. Caranya semua ditumbuk halus, kemudian di masak sampai mendidih dan didinginkan, dipermentasi sampai 4-5 hari.
3. Pemberiannya campurkan pada pelet dan diremas-remas, dikepal-kepal dan digelintir untuk ikan yang masih kecil, dan untuk yang sudah berusaia diatas 22 hari bisa cicampurkan pelet m-1 dan m-2 dan seterusnya sesuai ukuran anakan lele sampai usia 2 bulan.
0 komentar:
Posting Komentar