Rabu, 21 September 2011

PANDUAN LENGKAP BUDIDAYA LELE

PANDUAN LENGKAP BUDIDAYA LELE
Sebelum melakukan usaha Budidaya Lele, perlu diperhatikan beberapa langkah/tindakan yang mungkin belum pernah dijelaskan oleh pengarang/penerbit buku maupun ditempat-tempat pelatihan Lele, dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya lele, baik usaha skala kecil maupun skala besar.
Langkah/tindakan berikut ini adalah dimaksudkan selain keberhasilan secara maksimal namun dapat juga menekan biaya produksi yang cukup besar khususnya untuk usaha pembenihan.
Panduan yang dijelaskan dibawah ini adalah, uraian secara lengkap dengan kata lain dijelaskan dari A sampai Z atau urutan dari mulai persiapan awal, pemijahan, perawatan benih, perawatan induk, pemberian pakan, penyortiran sampai dengan panen benih/bibit ataupun panen lele pedaging/konsumsi. Tidak menyarankan Pemijahan dengan cara lainnya selain pemijahan cara alami karena, pemijahan cara alami jauh lebih murah dan mudah.
Adapun langkah-langkah tersebut sebagai berikut :
  1. PERSIAPAN KOLAM CACING SUTERA
Siapkan/buat lubang atau terpal untuk membuat Cacing Sutera berukuran panjang 5m, lebar 1m, tinggi 20cm. Untuk lubang yang langsung dibuat diatas tanah, batasi seluruh tepi nya dengan batako/bata merah dan dasarnya diberi “floor” semen pasir dengan maksud agar air tidak merembes kedalam tanah. Untuk lubang yang dilapisi terpal cukup dibuat serapih mungkin agar air tidak bocor. Setelah selesai pembuatan kolam cacing sutera, beri atap diatas nya sebagai penahan terik matahari. Kemudian siapkan pula saluran air masuk dan  keluar. Pembuatan kolam cacing sutera sangat diperlukan karena, dalam satu kali pemijahan diperlukan biaya tidak kurang dari Rp.300.000,- untuk membeli cacing sutera sebagai pakan awal benih/anak lele. Dengan tersedianya cacing sutera tersebut tentu dapat mengurangi biaya produksi.
  1. MEDIA CACING SUTERA
Siapkan kotoran kambing dan kotoran ayam  masing-masing 5 karung untuk dimasukan kedalam lubang yang telah dibuat dan dicampur dengan Lumpur sebanyak 10 ember ukuran 20 liter yang diambil/diperoleh dari saluran air kotor  untuk membuat “Cacing Sutera”, kemudian aduk secara merata. Diamkan selama 2 hari lalu beri air yang mengalir secara terus menerus seukuran selang berdiameter 1 cm, dengan ketinggian air 2 cm dari permukaan kolam. Dalam kurun waktu 10 s/d 15 hari akan timbul cacing sutera yang pada waktunya akan sangat diperlukan sebagai makanan benih/anak Lele setelah berumur 6 sampai dengan 12 hari.
Pembuatan kolam cacing dari floor semen
       3.   PRODUKSI KEONG MAS
Siapkan/buat kolam panjang 3 meter lebar 2 meter untuk memproduksi keong mas sebagai makanan tambahan bagi induk lele, dengan kedalaman kolam 1,5 meter dan diisi air setinggi 70 cm lalu masukan keong mas sebanyak 20 kg dan diberi pakan berupa daun talas, daun singkong (ketela batang), daun papaya, daun ubi (ketela rambat), daun dan batang pisang atau bangkai ikan. Jangan dipanen dahulu keong mas tersebut bila, belum terlihat 4 kali lipat banyak nya, biasanya akan sebanyak itu bila telah 1 bulan lamanya dipelihara.
  1. KOLAM PEMBENIHAN/PEMBESARAN
Siapkan/buat kolam untuk pembenihan ukuran panjang 4m, lebar 3 m dan tinggi 40 cm atau panjang 5 m, lebar 2 m dan tinggi 40cm, sedangkan kolam untuk pembesaran (konsumsi/pedaging) ukuran panjang dan lebar nya sama namun tinggi nya 1 m. Kolam dapat dibuat dengan cara sederhana misalnya, kolam terbuat dari terpal dan dinding nya  bambu/kayu. Apabila kolam terbuat dari tembok maka, seluruh permukaan kolam harus licin karena apabila permukaan kolam tidak licin, akan mengakibatkan luka pada perut ikan. Bagi yang telah memiliki kolam tembok sedangkan permukaan kolamnya tidak licin, dapat disiasati dengan cara, isi kolam tembok dengan tanah yang tidak keras dengan ketebalan tanah 5 cm. Adapun jumlah kolam tergantung pada kebutuhan yang disesuaikan dengan segmen usaha nya, apakah skala besar/kecil atau pembenihan/pembesaran saja.
  1. PERSIAPAN KOLAM PENDEDERAN
Isi air sampai dengan ketinggian antara 20 cm – 30cm kolam yang telah dibuat tersebut selama minimal 5 hari dengan maksud agar timbul lumut pada kolam tersebut kemudian air tersebut dibuang dan diganti dengan air yang baru. Khusus kolam yang terbuat dari tembok, jangan dibersihkan dengan cara disikat permukaannya, namun cukup disemprot air saja sampai bersih. Setelah itu isi air kembali kolam tersebut untuk menaruh kakaban yang ditelori setelah induk Lele memijah. Ketinggian permukaan air perlu diperhatikan dimana anda tinggal atau berada, apakah daerah pegunungan atau pesisir pantai.
Untuk daerah/tempat yang berada pada ketinggian dibawah 300 meter dari permukaan laut (dpl), ketinggian permukaan air kolam minimal 30 cm. Untuk daerah/tempat yang berada pada ketinggian 300 s/d 500 meter (dpl), ketinggian permukaan air kolam maksimal 25 cm. Untuk daerah/tempat yang berada pada ketinggian diatas 500 meter dpl, ketinggian permukaan air kolam 15-20 cm.
Jangan memberi cairan herbal atau sejenisnya kedalam kolam, karena cairan herbal menyebabkan cepat tumbuhnya cacing plankton yang berakibat akan mengganggu pertumbuhan bahkan dapat membunuh benih/anak lele yang baru menetas. Cairan herbal dapat diberikan setelah benih lele berumur 7 hari,sehingga apabila tumbuh cacing plankton akan menjadi makanan tambahan bagi benih/anak lele.
  1. KAKABAN DAN KOLAM PEMIJAHAN
Siapkan kakaban untuk memijah dengan ukuran  lebar 40 cm, panjang 150 cm dan banyak nya disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk 1 kolam pemijahan dengan ukuran panjang 5 m dan lebar 2 m umum nya diperlukan sebanyak 14 kakaban. Tinggi kolam pemijahan minimal 1 meter.
  1. PERSIAPAN PEMIJAHAN
Pasang/susun kakaban kedalam kolam pemijahan dengan rapat (antar ujung ijuk/kakaban saling bertemu), kemudian beri/pasang bambu yang selanjutnya beri pemberat agar kakaban tidak mengambang. Jangan memberi pemberat yang tepi nya runcing karena akan melukai induk Lele ketika aktif untuk bertelur. Setelah itu isi air kolam tersebut sampai dengan ketinggian air antara 20-25 cm.
  1. INDUKAN SIAP MEMIJAH
Masukan dan cukup sepasang indukan Lele yang sudah gonad/siap memijah, bagi pembudidaya yang masih pemula tentu sangat riskan karena khawatir tidak terjadi pemijahan sehingga bisa dilakukan dengan 2 jantan dan 3 betina (kawin massal). Lele Betina bila siap pijah ditandai dengan, pada bagian perut dari mulai batok kepala belakang sampai dengan sirip + 10 cm terlihat membesar karena berisi telur, bila di usap akan terasa lembek.  Lele Jantan bila siap pijah ditandai dengan, bila di usap-usap pada bagian sirip atas dari depan ke belakang dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, maka sirip bagian atas tersebut akan berdiri. Memasukan Lele yang akan dipijahkan, harus dilakukan antara  jam 3 – 4 sore. Pada malam harinya antara jam 8 malam sampai dengan jam 4 pagi, induk Lele akan bertelur.
  1. PEMINDAHAN KAKABAN
Pada keesokan hari nya antara jam 4 sore, pindahkan kakaban satu persatu ke kolam penetasan/pendederan dengan cara dibalik ( kakaban bagian atas berada dibawah ) Banyak nya kakaban per kolam penetasan maksimal 3 kakaban, Kemudian pindahkan induk Lele yang telah bertelur ke kolam khusus induk. Jangan memberi pakan kepada anak Lele dari mulai menetas sampai berumur 4 hari.
  1. PENGANGKATAN KAKABAN
Setelah 4 hari telur menetas angkat kakaban antara jam 7-8 pagi, dengan maksud agar tidak dihinggapi oleh sejenis kumbang yang biasa bertelur diatas kakaban dan bila telur nya menetas akan menjadi “UCRIT” yaitu, binatang/hama yang biasa memakan/membunuh anak Lele yang berumur antara 1 – 7 hari. Selain “Ucrit” ada satu jenis hama lagi yang tidak kalah dahsyat nya membunuh benih/anak lele yaitu “Kini-kini”, kini-kini adalah telur Capung yang menetas dikolam penetasan benih/anak lele sebelum ber-metamorfosa menjadi Capung. Selanjunya apabila mengangkat kakaban lebih dari 4 hari akan mengalami kendala, karena biasa nya anak Lele setelah berumur lebih dari 4 hari akan bermain didalam atau diatas kakaban, sehingga apabila diangkat akan banyak anak Lele yang ikut terangkat. Setelah kakaban diangkat masukan daun pisang kedalam kolam berikut pelepahnya sebanyak 2-3 tangkai dengan cara terbalik menyimpan daun pisang nya sebagai pengganti kakaban karena, anak Lele yang masih berumur antara 4-10 hari masih memerlukan tempat berteduh. Apabila pembudidaya memiliki modal yang cukup, sebaiknya diatas kolam pemijahan ditutup dengan jaring dengan ukuran lubang jaring 2 mm.
  1. PAKAN AWAL BENIH/ANAK LELE
Setelah benih/anak Lele berumur 4 hari, beri pakan berupa kuning telur ayam sampai dengan hari ke 5. Pemberian pakan berupa kuning telur dengan maksud selain benih/anak lele memperoleh vitamin awal, namun juga mulut anak lele masih sangat kecil sehingga dengan diberi kuning telur yang dihancurkan akan terbiasa rakus dengan pakan yang berbau amis.  Setelah itu beri pakan Cacing Sutera sampai dengan hari ke 12 yang diambil dari kolam pembuatan Cacing Sutera (Nomor urut 2 ) dengan cara, serok cacing sutera dari dalam kolam secukup nya kemudian bersihkan dengan menggunakan serokan tersebut dengan cara diayak diatas air agar kotoran yang ada menjadi larut kedalam air, setelah itu simpan cacing sutera yang telah dibersihkan kedalam ember lalu ditutup  dan jangan diberi air, dalam waktu 2-3 jam akan timbul/terpisah cacing sutera dengan kotoran yang berada didalam ember (cacing sutera murni). Angkat cacing sutera secara perlahan-lahan kedalam wadah/tempat khusus, untuk diberikan ke benih/anak lele. Jangan memberi makan cacing sutera yang telah mati karena akan menyebabkan kolam menjadi bau dan timbul bibit penyakit yang pada akhirnya bibit/anak lele akan mati. Pemberian pakan Cacing Sutera dapat dilakukan berulang-ulang apabila cacing sutera tersebut telah habis. Cacing Sutera cukup diberikan sampai dengan benih/anak lele berumur 12 hari.
  1. PAKAN PELET BUBUK (POWDER)
Pada hari ke 13 sampai dengan hari ke 15, bibit/anak lele diberi pakan pelet bubuk (Powder) dengan cara, seduh dan aduk secara merata pelet bubuk dengan air hangat secukup nya jangan sampai terlalu encer, kemudian buat/bentuk pelet tersebut bulat-bulat sebesar kelereng setelah itu masukan ke kolam benih/anak lele pada tempat-tempat dimana benih/anak lele biasa berkumpul. Untuk kolam berukuran 2 meter x 5 meter atau 3 meter x 4 meter cukup diberikan sebanyak 12 butir saja. Pakan tersebut perlu dibuat seperti tersebut diatas, karena benih/anak lele pada umur tersebut masih beraktifitas/mencari makan didasar kolam. Jangan memberi pakan terlalu banyak karena apabila dalam waktu 12 jam pakan tersebut tidak habis, akan menjadi amoniak yang menyebabkan air kolam menjadi bau dan dapat menghambat pertumbuhan benih/anak lele. Apabila hal tersebut terjadi maka langkah yang harus dilakukan adalah, keluarkan air dasar kolam sampai sisa 5 cm kemudian isi lagi dengan air jernih setinggi 20 cm. Pemberian pakan tersebut cukup satu hari satu kali kira-kira jam 8 – 9 pagi.
  1. PAKAN UKURAN CRUMBLE
Setelah selama 3 hari yaitu, dari hari ke 13 sampai dengan hari ke 15 diberi pakan seperti uraian diatas, pada hari ke 16 sampai dengan hari ke 20 benih/anak lele diberi pakan pelet bubuk namun lebih besar ukuranya (Crumble) dengan cara, taburi sedikit demi sedikit (menggunakan jari telunjuk,jari tengah dan ibu jari lengan) pellet bubuk (Crumble) tersebut pada permukaan air secara merata dan jangan berlebihan.
Pemberian pakan pelet bubuk (Crumble) pada awal pemberian sebaiknya dilakukan pada malam hari karena, benih/anak lele baru memulai aktifitasnya dipermukaan air ketika memasuki usia antara 10 – 12 hari, sehingga apabila diberi pakan pada malam hari akan langsung merespon/memakan pakan bubuk (Crumble) tersebut.
  1. CAMPURAN CRUMBLE DAN PELET 2:1
Pada hari ke 21 sampai dengan hari ke 25, benih/anak lele diberi pakan campuran antara pakan bubuk (Crumble) dengan pakan pellet FF.999 atau PF.1000. Perbandingan campuran pakan bubuk (Crumble) dengan Pelet adalah, 2 bagian pakan bubuk (Crumble) dan 1 bagian pakan pelet FF.999 atau PF.1000. (2:1).
  1. SORTIR KE. 1
Hari ke 26 adalah sortir pertama yang bertujuan untuk memisahkan ataupun mendapatkan ukuran yang sama benih/anak lele dalam satu kolam. Waktu penyortiran yang baik adalah pada pukul 7-8 pagi hari. Dalam sortir pertama benih/anak lele memiliki ukuran beragam dari mulai ukuran lebih kecil dari 2-3 3-5 sampai dengan 4-6. Sebelum melakukan penyortiran, ada beberapa langkah atau perlu dipersiapkan yaitu, Surutkan air kolam sampai dengan sisa air didalam kolam 5 cm lalu siapkan baskom/drum plastic sebanyak yang diperlukan dan telah diisi air bersih berikut baskom sortir ukuran 4-6 dan serokan. Setelah air didalam kolam surut, serok bibit/anak lele dan jangan terlalu penuh isi serokan tersebut kemudian tuang bibit/anak lele kedalam baskom sortir yang diletakan didalam baskom/drum plastik. Jentikan jari telunjuk dan ibu jari lengan kedalam air agar benih/anak lele yang berukuran lebih kecil dari ukuran 4-6 cm segera keluar dari baskom sortir karena mendengar jentikan jari sedangkan benih/anak lele yang tertinggal di baskom sortir simpan di baskom/drum plastik lainnya. Lakukan berulang-ulang sampai benih/anak lele tidak ada yang tertinggal didalam kolam, kemudian kuras dan isi kolam-kolam tersebut dengan air bersih untuk dimasukan benih/anak lele sesuai dengan ukuran yang sama dalam satu kolam nya. Jangan menaruh benih/anak lele terlampau banyak dalam satu kolam, jumlah isi benih/anak lele yang disarankan dalam satu kolam baik itu kolam berukuran 2 m x 5 m ataupun 3 m x 4 m untuk ukuran benih 3-5 cm sebanyak 5.000 ekor, sedangkan untuk benih/anak lele berukuran 4-6 cm sebanyak 4.000 ekor. Hal tersebut dilakukan agar isi kolam tidak terlampu padat yang mengakibatkan pertumbuhannya kurang pesat.
Ukuran benih/anak lele dibawah 2-3 jangan dipelihara karena kalaupun dipelihara pertumbuhannya akan sangat lambat sehingga menghabiskan biaya produksi. Agar benih/anak lele tersebut tidak mubazir maka dapat dimanfaat sebagai pakan bagi benih/anak lele yang lebih besar karena sifat dari ikan lele yang kanibal. Sedangkan benih/anak lele ukuran 3-5 dan 4-6 dapat dipelihara sampai ukuran daging/konsumsi atau  dijual, karena banyak  pembudidaya yang membeli benih/anak lele ukuran 3-5 dipelihara selama 3 minggu sampai berukuran 6-8 kemudian dijual kembali kepada pembudidaya lainnya yang membutuhkan benih/anak lele ukuran tersebut.
  1. CAMPURAN PELET DAN CRUMBLE 2:1
Setelah tahapan penyortiran selesai dan benih/anak lele telah dimasukan kembali kedalam masing-masing kolam, pada sore hari sekitar jam 4 beri pakan seperti pada hari ke 21 sampai dengan hari ke 25 namun porsinya adalah 2 bagian pakan pellet FF.999 atau PF.1.000 dan 1 bagian pakan bubuk (Crumble) selama 3 hari.
  1. PAKAN TANPA CAMPURAN
Pada hari ke 29 sampai dengan hari ke 35 bibit/anak lele cukup diberi pakan FF.999 atau PF.1.000 dan tidak perlu dicampur lagi.
  1. SORTIR KE. 2
Hari ke 36 lakukan penyortiran ke 2, adapun tata cara penyortiran sama seperti penyortiran ke. 1 hanya baskom sortir yang berbeda, pada penyortiran ke 2 baskom sortir yang harus disediakan adalah ukuran 5-7,  6-8 dan 8-10cm karena akan banyak benih/anak lele ukuran 8-10 cm bahkan ada yang berukuran 15 cm. Setelah itu beri pakan ukuran 781-2 sampai dengan hari ke 50. Jangan memisahkan benih/anak lele yang berukuran lebih besar dari pada yang lain (bongsor) untuk dijadikan calon indukan, karena syarat-syarat benih/anak lele yang dapat dijadikan indukan banyak klasifikasinya. Umumnya pembudidaya lele selalu memisahkan benih/anak lele yang “bongsor” untuk dijadikan induk, hal tersebut adalah salah besar, sehingga ketika induk tersebut memijah telur yang dihasilkan atau menetas tidak maksimal baik dalam jumlah maupun ukurannya. Demikian yang terjadi pada saat ini di kebanyakan tempat pembudidaya dan hal tersebut terjadi dikarenakan tidak berkualitas atau tidak memenuhi syarat-syarat bahan lele indukan, sehingga kwalitas dan kwantitasnya terus menurun.
Sampai dengan tahapan ini, pembudidaya sudah dapat dikatakan selesai apabila usaha yang dilakukan adalah penjualan benih/anak lele saja. Bagi pembaca/pembudidaya yang ingin memelihara benih/anak lele untuk ukuran pedaging/lele konsumsi dan dijual pada ukuran 1 kg 6-10 ekor, dapat mengikuti tahapan berikut dibawah ini. Apabila pembaca/pembudidaya yang mempunyai niat usaha pembesaran saja atau usaha lele pedaging/konsumsi, dapat memulai dari tahapan berikut, dan memulai usaha dari membeli benih lele ukuran 9-12.
  1. SORTIR KE. 3
Hari ke 51 lakukan penyortiran ke 3, adapun tata cara penyortiran sama seperti penyortiran ke. 2 namun baskom sortir yang harus dipersiapkan adalah ukuran 7-9 dan 9-12. Apabila ada benih/anak lele yang berukuran lebih kecil dari 7-9, sebaiknya jangan dilanjutkan untuk dipelihara karena pertumbuhannya sudah tentu akan lambat sehingga hanya menambah beban biaya produksi.
Setelah disortir benih/anak lele dimasukan ke kolam kembali untuk dilanjutkan pemeliharaannya kearah panen lele konsumsi.  Isi air kolam dengan tinggi air 40 cm dan jangan ditambah airnya selama 20 hari terkecuali surut karena penguapan. Benih yang ditanam untuk dipelihara kearah lele konsumsi sebaiknya berukuran 9-12, karena lebih cepat panen sehingga tidak terlalu lama memeliharanya dan maksimal 45 hari sudah bisa panen lele konsumsi ukuran 7 s/d 10 ekor/kg.
  1. SORTIR KE. 4
Hari ke 75 lakukan peyortiran ke 4 atau terakhir, adapun tata cara peyortiran tidak sama seperti penyortiran sebelumnya karena ukuran ikan lele yang sudah mulai besar.
Sarana yang harus dipersiapkan untuk sortir ke 4 yaitu, platik terpal ukuran lebar 1 meter panjang 2 meter, papan atau balok 3 buah dengan panjang masing-masing 1 meter dan papan atau balok 2 buah dengan panjang masing-masing 2 meter, drum plastic 3 buah, slang air diameter 2 in, serokan khusus sortir lele konsumsi, bak plastic dan ember.
Setelah semua peralatan tersedia, langkah selanjutnya adalah, surutkan air kolam dengan menggunakan selang hingga sisa ketinggian air didalam kolam 5 cm. Sambil menunggu air didalam kolam surut, atur/buat balok menjadi satu rangkaian dengan 2 ukuran segi empat, kemudian pasang terpal untuk meyimpan ikan lele yang telah diserok dari kolam.
Setelah air kolam surut, tangkap ikan dengan menggunakan serokan lalu simpan kedalam bak plasik, setelah bak plastic terisi ikan lele lalu tuangkan ikan tersebut ke atas rangkaian papan/balok yang telah dilapisi terpal untuk disortir (pisahkan) sesuai dengan ukuran besarnya lalu simpan kedalam drum plastic.
Setelah seluruh ikan didalam kolam ditangkap dan tidak ada yang tersisa, isi kembali kolam terbut sampai ketinggian air mencapai 40 cm, lalu masukan ikan sesuai dengan ukuran yang seragam ke masing-masing kolam.
Dengan telah selesainya tahapan ini maka sudah dapat diketahui kolam dan ikan yang mana yang akan dipanen terlebih dahulu karena telah diketahui besar  ukuran ikan masing-masing kolam.
  1. PANEN LELE KONSUMSI
Hari ke 95 adalah hari panen lele konsumsi.
Tata cara panen lele konsumsi sama seperti tahapan sortir ke 4 namun pada tahapan ini bukan untuk memisahkan ukuran lele akan tetapi untuk langsung ditimbang hasilnya.
      22. PEMELIHARAAN INDUK
Pemeliharaan induk atau  perawatan induk amatlah penting, karena dengan induk yang sehat akan meningkatkan kwalitas maupun kwantitas dari benih lele yang dihasilkan. Agar induk lele sehat dan selalu siap memijah sesuai jadwal dari kebiasaannya di alam liar/alam aslinya, Penulis memberikan tip dan trik kepada pembudidaya ikan lele yang sangat mudah dan sederhana namun hasilnya maksimal yaitu :
a.   Usahakan dasar kolam baik itu kolam tembok maupun kolam terpal tempat menyimpan induk lele, diberi tanah yang gembur setinggi 5-10 cm dari dasar kolam. Disarankan kolam tempat menyimpan induk lele adalah  kolam tanah berukuran minimal 4 meter x 4 meter dan diisi sebanyak 8 pasang induk jantan dan betina.
b.   Tinggi kolam antara 100-120 cm dan ketinggian air antara 50-60 cm. Tidak perlu sirkulasi keluar masuk air, cukup disiapkan saluran pembuangan dan saluran pengisian air ke kolam bila saat nya diperlukan. Beri pakan tambahan selain pakan  pelet yang biasa diberikan, berupa keong mas dengan cara dicungkil/dikeluarkan daging nya atau dipecahkan cangkangnya dan daun pohon pepaya kering dari pohon pepaya yang tidak menghasilkan buah (pohon pepaya yang hanya berbunga saja). Daun pohon papaya kering yang dimakan oleh induk lele betina, selain induk lele sehat dan membuat subur dalam produktifitas telur namun dapat juga memberikan kekebalan terhadap penyakit dari anak/benih lele yang dihasilkan.
SELAMAT MENCOBA DAN SEMOGA BERHASIL…..!!!
Hanndyani Farm saat ini sedang melakukan uji coba perkawinan silang lele untuk mendapatkan lele jenis unggul baru karena, saat ini Hanndyani Farm merasakan jenis lele yang ada sudah mengalami penurunan kwalitas dan kwantitas. Apabila tidak ada hambatan pada bulan Januari 2012 sudah dapat diketahui hasilnya.
HANNDYANI FARM
Kmp.Ciletuh, Cikreteg Desa Ciderum
 Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor – Jawa Barat
Contac Person : 0818.97.0001

0 komentar:

Posting Komentar