Bau busuk, kolam lele ditebar probiotik
Jum'at, 01 Juli 2011 16:49:20
SLEMAN—Bau busuk puluhan kolam lele lahan kering memakai terpal di shelter Plosokerep Cangkringan mulai berkurang. Penebaran probiotik dinilai efektif menetralisir amoniak dan kotoran ikan.
“Kolam terpal tidak bisa menyerap zat kimia sehingga jika tidak diberikan probiotik baunya menyengat dan berpengaruh pada kualitas ikan,” kata ketua kelompok Mina Makmur V shelter Plosokerep, Maryatin, Jumat (1/7).
Probiotik dibuat secara swadaya oleh peternak ikan lele terpal dengan bahan yang mudah di dapat. Yakni dengan bahan air 20 liter, tetes tebu 4 liter, tepung tapioka 4 sendok makan dan satu kaleng susu krim direbus hingga mendidih.
Campuran tersebut didinginkan kemudian ditempatkan dalam dirigen. Selanjutnya larutan ditambah starter berupa bibit bakteri menguntungkan jenis Agrobac ditambah 4 sendok urea untuk mengembangkan bakteri.
“Larutan itu didiamkan selama satu minggu. Tutup dirigen dibuka tiga kali dalam sehari agar tidak meledak, setelah itu siap digunakan,” katanya.
Dalam 20 liter air itu bisa mencukupi 120 kolam dengan takaran 4 sendok pe kolam. Penaburan probiotik setiap satu minggu sekali. Hasilnya, air kolam ikan tidak lagi hijau dan bau, tetapi warna air menjadi coklat kopi yang membuat ikan lebih sehat.
Penyuluh perikanan Cangkringan, Teguh Prayitno mengatakan dengan probiotik mampu meminimalisir kematian ikan. Kondisi kolam yang sehat akan meningkatkan kualitas.
Modalnya juga cukup murah sekitar Rp60 ribu mencukupi enam kelompok dimana satu kelompoknya ada 20 kolam. “Daripada beli probiotik yang sudah jadi lebih murah bikin sendiri,” katanya. (HARIAN JOGJA/Akhirul Anwar)
“Kolam terpal tidak bisa menyerap zat kimia sehingga jika tidak diberikan probiotik baunya menyengat dan berpengaruh pada kualitas ikan,” kata ketua kelompok Mina Makmur V shelter Plosokerep, Maryatin, Jumat (1/7).
Probiotik dibuat secara swadaya oleh peternak ikan lele terpal dengan bahan yang mudah di dapat. Yakni dengan bahan air 20 liter, tetes tebu 4 liter, tepung tapioka 4 sendok makan dan satu kaleng susu krim direbus hingga mendidih.
Campuran tersebut didinginkan kemudian ditempatkan dalam dirigen. Selanjutnya larutan ditambah starter berupa bibit bakteri menguntungkan jenis Agrobac ditambah 4 sendok urea untuk mengembangkan bakteri.
“Larutan itu didiamkan selama satu minggu. Tutup dirigen dibuka tiga kali dalam sehari agar tidak meledak, setelah itu siap digunakan,” katanya.
Dalam 20 liter air itu bisa mencukupi 120 kolam dengan takaran 4 sendok pe kolam. Penaburan probiotik setiap satu minggu sekali. Hasilnya, air kolam ikan tidak lagi hijau dan bau, tetapi warna air menjadi coklat kopi yang membuat ikan lebih sehat.
Penyuluh perikanan Cangkringan, Teguh Prayitno mengatakan dengan probiotik mampu meminimalisir kematian ikan. Kondisi kolam yang sehat akan meningkatkan kualitas.
Modalnya juga cukup murah sekitar Rp60 ribu mencukupi enam kelompok dimana satu kelompoknya ada 20 kolam. “Daripada beli probiotik yang sudah jadi lebih murah bikin sendiri,” katanya. (HARIAN JOGJA/Akhirul Anwar)
0 komentar:
Posting Komentar